Selasa, 20 Juli 2010

ILMU BEDAH MULUT

ILMU BEDAH MULUT

Ilmu bedah Mulut adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mengobati penyakit gigi dan mulut dengan jalan operasi.

Sejarah

Profesi dan spesialisasi Bedah Mulut & Maksilofasial berkembang mulanya dari sebutan yang sederhana yaitu Bedah Mulut (Oral Surgery). Di banyak negara sebutan ini melekat pada dokter gigi praktisi yang mempunyai ketertarikan khusus terhadap bidang yang menyangkut aspek bedah dalam menjalankan profesinya.

Selama perjalanan kurang lebih 100 tahun, para ahli Bedah Mulut kemudian mengembangkan keterampilan dan keahlian tidak hanya menangani kelainan di sekitar mulut dan rahang, tapi juga wajah dan leher. Banyak ahli Bedah Mulut menambah pendidikannya dengan menempuh pendidikan dokter dan atau memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang aspek bedah secara formal. Selama tahun 80-an ekstensi perluasan dan pendalaman spesialis ini direfleksikan dengan perubahan nama menjadi Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah.

Pendidikan

Pendidikan Spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial di Indonesia diikuti oleh yang seorang telah lulus menjalani program pendidikan profesi dokter gigi dan diselenggarakan di: 1) FKG UI Jakarta 2) FKG UNPAD Bandung 3) FKG UGM Yogyakarta 4) FKG UNAIR Surabaya

Secara umum Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut yang diselenggarakan oleh ke-empat institusi pendidikan tersebut mangandung kurikulum yang berisi empat kelompok besar mata ajaran yaitu ilmu kedokteran dasar (basic medical science), ilmu kedokteran klinis (basic clininal science), ilmu bedah dasar (basic surgical science), dan ilmu bedah mulut & maksilofasial-nya sendiri.

Ilmu kedokteran dasar terdiri dari ilmu-ilmu dasar misalnya anatomi bedah, fisiologi, farmakologi, patologi anatomi, patologi klinik, dll. Ilmu kedokteran klinis terdiri dari cabang-cabang ilmu kedokteran klinis dasar yang harus dikuasai untuk menunjang keahlian sebagai seorang spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial, terdiri dari ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, anestesi dan reanimasi, ilmu peny THT-KL, radiologi, ilmu bedah, ilmu peny mata, ilmu peny saraf. Masing-masing pusat pendidikan memiliki kebijakan sendiri mengenai jumlah ilmu kedokteran klinis yang harus diikuti, tetapi biasanya pendidikan dilakukan melalui stase di bagian/cabang ilmu tersebut mirip sebagaimana halnya pendidikan yang harus dilalui oleh calon dokter umum.

Ilmu Bedah Dasar harus dilalui oleh residen/trainee Bedah Mulut & Maksilofasial sebagaimana halnya program pendidikan untuk ahli bedah lainnya. Sementara ini, stase di bedah dasar pada setiap pusat pendidikan mempunyai kekhasan masing-masing, dengan waktu berkisar mulai dari 6 bulan sampai 1,5 semester. Dan yang terakhir, ilmu bedah Mulut & Maksilofasial terdiri dari beberapa cabang ilmu berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang spesialis bedah Mulut & Maksilofasial, di antaranya adalah bedah dentoalveolar, bedah praprostetik, implantologi, infeksi, kelainan kongenital, kista-neoplasma jinak & ganas, kelainan kelenjar ludah, facial pain-kelainan syaraf kranial V & VII, traumatologi, kelainan & bedah TMJ, bedah ortognatik & osteodistraksi, special care in dentistry (pengelolaan medically compromised patient).

Penyakit –penyakit yang memerlukan tindakan darurat

1. Phiegmon atau disebut juga LUDWIC,S ANGINA

a. Penyebab penyakit

Infeksi yang berasal dari geligi geraham rahang bawah yang menembus/ menyebar ke rongga submandibula, sublingual dan submental kiri dan kanan. Infeksinya merupakan selulitis yang menyebar dengan cepat.

b. Gejala Awal

Pembengkakan jaringan lunak sekitar gigi yang berlubang, lidah terasa terangkat, untuk membuka mulut menjadi sulit, liur menetes, kesulitan menelan dan kesulitan bernafas.

c. Perawatan sederhana sebelum ke Dokter

Kompres dingin pada daerah sekitar pembengkakan, kompres dingin dahi apabila dirasakan suhu tubuh meningkat, banyak minum untuk mencegah syok atau kekurangan caiaran, makanan lunak yang memadai gizi dan jumlahnya.

d. Komplikasi penyakit

Septikemia, dehidrasi,syok, disfagia / tidak bisa menelan makanan, asfiksia / tidak bisa bernafas.

e. Cara pencegahan

Kontrol keadaan umum tubuhnya ke dokter, menjaga kebersihan gigi dan mulut, kontrol ke dokter gigi secara teratur setiap tiga bulan walau tidak merasakan keluhan sakit.

2. DISLOKASI RAHANG BAWAH

a. Penyebab Penyakit

Benturan atau desakan pada dagu sewaktu mulut dalam keadaan terbuka, misalnya karena kecelakaan, operasi gigi / mulut yang lama, menguap lebar, tertawa terbahak-bahak, menggigit makanan yang besar, berteriak ketakutan dan sejenisnya.

b. Gejala awal yang perlu diketahui

Pasien tidak mampu menutup mulutnya dengan sempurna, terjadi penonjolan sendi rahang satu sisi atau dua sisi, terjadi bunyi klik atau gemeretak mengikuti pembukaan maupun penutupan rahang .

c. Perawatan sederhana sebelum ke dokter

Relaks supaya otot rahang dan oto muka tidak tegang, membebat rahang dengan kain kasa / pembalut dagu .

d. Komplikasi penyakit

Rahang terkunci sehingga sulit untuk berbicara dan menelan makanan, terjadi pembengkakan, terbiasa mengalami dislokasi rahang.

e. Cara pencegahan

Membatasi gerakan rahang, mengunyah makanan dengan geligi di kedua sisi rahang, segera mengganti gigi yang sudah dicabut dengan prokesa gigi di dokter gigi.

3. PATAH TULANG RAHANG

a. Penyebab penyakit

Penyakit –penyakit tulang umum, penyakit –penyakit tulang lokal,trauma karena kecelakaan lalu lintas, pukulan jatuh , olah raga, pencabutan gigi, kecelakaan kerja dan lain-lain.

b. Gejala awal yang perlu diketahui

Nyeri perdarahan dalam mulut, memar, ada pembengkakan, perubahan warna jaringan sekitarnya, bunyi gesekan tulang, kemampuan mengigit menyimpang, ada pergerakan rahang yang tidak normal.

c. Perawatan sederhana sebelum ke Dokter

Kompres dingin, mempertahankan posisi agar rahang tidak banyak bergerak dengan membalut kepala.

d. Komplikasi penyakit

Tersumbatnya jalan nafas, infeksi, tidak menyambungnya ujung – ujung tulang yang patah, membuka dan menutup mulut menjadi tidak normal, kerusakan syaraf oleh potongan tulang.

e. Cara pencegahan

Memakai pengaman yang memadai, kontrol ke dokter / dokter gigi walautidak ada keluhan.

4. MALPOSISI GIGI AKIBAT TRAUMA

a. Penyebab penyakit

Trauma benturan, kesalahan pencabuta gigi.

b. Gejala awal

Gigi goyang, lepas dari tulang penyangganya padahal gigi tidak patah.

c. Perawatan sederhana sebelum ke dokter

Merendam gigi utuh yang lepas di dalam larutan garam atau air suling, tulang penyangga gigi yang berdarah ditutup tampon.

d. Komplikasi

Gigi tidak dapat dikembalikan sempurna pada tulang penyangganya, gigi tetap goyang setelah 3 ( tiga ) bulan dilakukan replantasi, terjadi ankilosis, terjadi resorbsi akar gigi, terjadi kelainan tulang penyangga gigi.

e. Cara pencegahan

Memakai pengaman yang memakai, berkomunikasi yang jelas dengan petugas kesehatan gigi bila akan mencabutkan gigi.

5. PERDARAHAN SETELAH PENCABUTAN / OPERASI GIGI / MULUT

a. Penyebab

Rauma melanik atau kecelakaan, kelainan atau gangguan mekanisme pembekuan darah.

b. Gejala awal

Darah tetap mengalir keluar dari luka bekas pencabutan / operasi gigi / mulut beberapa jam setelah tampon dilepas.

c. Perawatan sederhana

Penekanan lokal, kompres dingin, mengulum es batu, tidak boleh untuk kumur atau dihisap.

d. Komplikasi

Infeksi, pembengkakan dan syok karena kekurangan cairan tubuh atau kekurangan darah.

e. Cara pencegahan

Terbuka kepada dokternya tentang riwayat penyakit, riwayat perdarahan dan pemakaian obat-obatan, mengikuti test laboratorium yang berhubungan dengan faal darah dan gangguan pembekuan darah, menjaga kebersihan dan kesterilan luka operasi dari trauma.

6. NYERI GIGI DI MALAM HARI

a. Penyebab

Gigi berlubang yang lama dan tidak terawat, infeksi yang menekan syaraf gigi atau mendesak selaput tulang penyangga gigi dan selaput tulang rahang.

b. Gejala awal

Gigi nyeri berdenyut tanpa rangsangan dari luar, gigi terasa menonjol serasa mau keluar dari tempatnya.

c. Perawatan sederhana

Menempelkan kapas yang sudah ditetesi minyak cengkeh pada lubang gigi yang sakit.

d. Komplikasi

Gigi mati membusuk, jaringan penyangga gigi rusak, pembengkakan tulang rahang.

e. Cara pencegahan

Segera merawatkan gigi yang berlubang walau belum terasa sakit.


Waspadai Penyakit Dari Gigi dan Mulut

Dari sakit kepala hingga stroke. Jadi jaga selalu kebersihan mulut dan gigi.

Mulut adalah gerbang utama masuknya segala penyakit. Keadaan rongga mulut yang tidak sehat dapat menyebabkan kelainan pada organ lain. Penyakit-penyakit yang timbul akibat gigi dan mulut yang rusak disebut focal infection dental origin atau focal infection (FI). Infeksi masuk lewat gigi dan mulut dan kemudian menjalar ke organ-organ lain. Misalnya saja terkena stroke ringan dan kanker otak setelah giginya terinfeksi berat.

Sebagai gambaran, FI terjadi ketika mikroorganisme yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisma. Karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh. Ditengarai, ada lebih dari 6 milyar mikroba tinggal dan hidup di dalam mulut, yang berasal lebih dari 500 strain yang berbeda. Yang terbanyak adalah Candida albicans, Porphyromonas gingivalis, Streptococus mutans, Actinobacillus actinomy-cetemcomitans, Treponema denticola, dan streptococcus sanguis. Jadi dapat disimpulkan bahwa gigi dan mulut sebetulnya merupakan tempat yang sangat jorok.

Bakteri-bakteri tersebut sebenarnya tak akan "bermasalah" jika jumlahnya seimbang dan hidup harmonis. Tapi, begitu muncul gangguan seperti karies (gigi berlubang), penyakit penyangga gigi (periodontal), atau ada infeksi, maka kondisi ini bisa menyebabkan gangguan ke-sehatan yang lebih serius. Contohnya, karies (gigi berlubang). Kalau kariesnya masih kecil dan belum begitu dalam, mungkin tidak akan mengganggu. Namun, begitu karies membesar dan makin dalam, bisa terjadi infeksi. Nah, infeksi inilah yang bisa memicu penyakit.

BEBERAPA PENYAKIT

Karena sebagian besar orang masih belum memerhatikan kesehatan gigi dan mulut, banyak yang tak pernah mengira bahwa penyakit lain yang mereka derita sebenarnya merasal dari kesehatan gigi dan mulut.

1. Jantung dan Stroke

Salah satu teori yang mengungkapkan hubungan FI dengan penyakit jantung menyatakan, bakteri dari mulut (oral bacteria) ketika masuk ke dalam pembuluh darah akan menempel pada timbunan lemak di pembuluh arteri jantung dan akan menimbulkan bekuan. Ciri penyakit jantung koroner adalah menebalnya pembuluh darah koroner jantung yang disebabkan timbunan lemak. Hal ini akan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga nutirsi dan oksigen yang dibu-tuhkan jantung menjadi terhambat, dan menyebabkan terjadinya serangan jantung.

2. Penyakit saluran pernapasan

Infeksi di mulut dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bila bakteri terisap masuk ke saluran pernapasan. Bahkan, bakteri dapat berkembang biak dan menyebar sampai ke paru-paru.

3. Bayi prematur atau bayi kurang berat

Ibu hamil dengan penyakit periodontal berisiko 7 kali lebih besar melahirkan bayi yang lahir lebih awal atau bayi kecil. Penyakit periodontal akan meningkatkan derajat cairan biologis yang merangsang kelahiran.

4. Nyeri mata

Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri pada bagian atas mata. Nyeri itu biasanya ditim-bulkan oleh infeksi pada gigi karena kedua organ tersebut memiliki induk syaraf yang sama.

5.Sakit kepala

Biasanya diderita oleh orang yang sudah lama mengunyah dengan satu sisi akibat hilangnya satu gigi atau terasa sakit pada satu sisi yang tidak ditangani. Keluhan sakit kepala ini umumnya terasa di kepala bagian belakang.

6. Gusi berdarah

Diakibatkan oleh karang gigi yang ada di supragingiva (permukaan gigi di atas gusi) dan di subgingiva (permukaan gigi di bawah gusi). Biasanya karang gigi timbul pada daerah gigi yang sulit dibersihkan. Karang gigi yang disebut juga calculus merupakan kumpulan plak termineralisasi (pembentukan mineral seperti batu karang) sehingga melekat di permukaan gigi. Karang gigi yang menjadi tempat menempelnya kuman di dalam mulut ini bisa mengakibat-kan radang gusi yang bisa menyebabkan perdarahan pada mulut.

7. Sariawan

Merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi atau tonjolan yang timbul di rongga mulut. Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian menimbulkan luka rongga di mulut. Seringkali sariawan begitu menyiksa sehingga seseorang menjadi sulit makan maupun minum.

Penyebab sariawan ini bisa faktor general yang ini bisa karena hormonal maupun penyakit sitemik atau bahkan stres, penyebab lainya adalah faktor lokal, bisa karena overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan), kegigit atau segaja di gigit...pokoknya segala macam yg menimbulkan trauma pada gusi atau mukosa mulut. Pengobatannya sebaiknya juga berdasarkan faktor penyebabnya. Sebaiknya jangan di obati sembarangan karena kita tidak tahu apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau merangsang kanker.

Yoghurt bisa mengobati sariawan? Yoghurt mengandung lactobacillus, pada kondisi flora dan fauan mulut yang tidak seimbang, bakteri tersebut dapat membantu keseimbangan kebun binatang mulut. Tapi sariawan yang lebih dari dua minggu harus di waspadai... segera hubungi dokter supaya bisa di check and recek lebih lanjut.

8. Kanker mulut

Penyakit ini sama dengan kanker yang terjadi pada bagian tubuh lain, hanya saja letaknya di mulut. Bentuknya hampir menyerupai sariawan. Selain itu, bila sariawan letaknya berpindah-pindah, sedangkan kanker mulut bersifat statis. Hanya saja kalau benjolan pada sariawan terasa sakit, pada kanker mulut tidak. Semakin lama benjolan semakin besar tanpa merasakan apapun. Umumnya, setelah benjolan menjadi besar, kanker sudah masuk pada stadium 3 dan 4. Biasanya mereka baru memeriksakan setelah bertahun-tahun karena benjolan semakin besar dan tak kunjung sembuh.

Kanker Mulut merupakan salah satu penyebab kematian akibat keganasan yang frekwensinya makin meningkat terutama pada perokok, resikonya 5 kali lebih tinggi. Penyebaran kanker pada rongga mulut sangat cepat dikarenakan mulut merupakan bagian tubuh yang selalu bergerak baik pada saat makan, bicara, maupun bernafas. Selain itu juga daerah kepala dan leher merupakan bagian tubuh yang paling banyak mengandung kelenjar getah bening, sehingga penyebaran kebagian tubuh lainnya lebih cepat terjadi.
Disarankan untuk melakukan pemeriksaan mandiri pada rongga mulut setiap bulan sehingga kanker mulut dapat di segera di deteksi pada stadium awal, hal ini sangat menentukan tindakan perawatan selanjutnya. Perlu di waspadai bila mempunyai keluhan sakit pada saat menelan dan mengunyah serta sakit leher atau suara serak yang kronis dan tidak sembuh. Selain itu harap segera hubungi dokter, bila di temukan kondisi-kondisi sebagai berikut :

Bercak putih(LEUKOPLAKIA)

Bercak kemerahan, (ERYTHROPLAKIA)

Bercak putih kemerahan, (ERYTHROLEUKOPLAKIA)

Luka/Ulkus atau sariawan yang tidak sembuh-sembuh dan mudah berdarah

Pembengkakan atau terdapat jaringan yang lebih tebal daripada jaringan sekitarnya

Pembengkakan/benjolan pada leher yang tidak simetris

9. Penyakit rendah diri dan pergaulan

Kebersihan dan kesehatan gigi serta rongga mulut yang terganggu juga memengaruhi pergaulan seseorang. Seseorang pasti pasti merasa malu jika mulutnya mengeluarkan aroma tidak sedap atau warna gigi yang kuning kusam. Seringkali sakit gigi dan mulut juga membuat yang bersangkutan tidak pede bergaul.

CARA MERAWAT GIGI


CARA MERAWAT GIGI

Perawatan gigi adalah upaya yang dilakukan agar gigi tetap sehat dan dapat menjalankan fungsinya. Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa adanya lubang.
Namun tidak hanya itu, gigi yang sehat juga akan memancarkan energi positif.
Begitu pentingnya gigi bagi manusia sehingga gigi perlu dirawat dengan benar. Berikut pentingnya gigi dirawat, antara lain:

  • Gigi merupakan salah satu organ penting pencernaan. Gigi digunakan untuk mengunyah makanan sebelum masuk ke saluran pencernaan. Jika gigi mengalami gangguan, akan terganggu pula proses pencernaannya.
  • Gigi yang bermasalah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Gigi yang tidak terawat sehingga terkena infeksi dapat menimbulkan penyakit seperti:
    Penyakit jantung dan pembuluh darah
    • paru
    • gula
    • stroke
    • kanker
  • Sisa makanan yang masih ada di gigi menyebabkan aktivitas bakteri berlebihan sehingga mulut mengeluarkan bau yang kurang sedap.
  • Gigi juga berfungsi sebagai keindahan. Gigi adalah komponen lain dalam kecantikan selain kulit tubuh, kulit wajah, mata, bibir, dll. Oleh karena itu, setiap orang ingin punya senyum memikat dengan gigi yang sehat.


Cara-cara Perawatan Gigi

Merawat gigi perlu dilakukan sedini mungkin. Langkah-langkah yang dilakukan dalam merawat gigi adalah sebagai berikut:

  • Gosok gigi minimal 2 kali sehari. Pada umumnya orang menggosok gigi pada waktu bangun tidur, padahal lebih penting menggosok gigi setelah makan, karena sisa makanan yang tertinggal pada gigi atau mulut akan membusuk akhirnya
    menyebabkan penyakit.
  • Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Pilih sikat gigi yang bulunya lembut dengan kepala sikat yang dapat menjangkau semua bagian gigi.
  • Jangan lupa sikat lidah, yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut.
  • Gunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA untuk memastikan kandungan fluoride cukup untuk mencegah lubang dan kerusakan gigi.
  • Gunakan obat kumur.
  • Benang gigi, pengunaan benang gigi sekali sehari dianjurkan untuk mengangkat plak yang tidak dapat disentuh sikat gigi dan obat kumur.
  • Permen karet tanpa gula, mengunyah permen karet tanpa gula dapat meningkatkan aliran air liur yang dapat membersihkan partikel makanan dan asam penyebab kerusakan gigi.
  • Hindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat.
  • Minum air setelah makan.
  • Biasakanlah untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang ada di gigi.
  • Makanlah makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-agar.
  • Supaya gigi tidak cepat berlubang, maka diperlukan perawatan yang baik.
  • Kontrol ke dokter gigi setiap 6 (enam) bulan sekali.
  • Bagi wanita yang sedang hamil, apabila muntah sebaiknya segera gosok gigi atau berkumur sebanyak- banyaknya. Muntah biasanya bercampur asam lambung, maka apabila tidak bersih saat berkumur dan sisa muntahan menempel disela-sela gigi akan bisa merusak email gigi, sehingga gigi akan berlubang.
  • Karang gigi yang terbentuk harus segera dibuang.
  • Gigi yang berlubang harus segera ditambal.


Konsultasi ke Dokter Gigi

Pada kenyataannya, perawatan gigi yang dilakukan secara personal (menyikat gigi dll.) tidaklah cukup. Gigi juga memerlukan perawatan secara profesional, terlebih pada gigi sensitif atau gigi yang telah terlanjur mengalami kerusakan, misalnya, gigi berlubang.

  • Periksa setiap 6 bulan sekali
    Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali. Konsultasi ke dokter gigi diperlukan untuk mendapatkan tahap-tahap perawatan gigi, terutama pada gigi yang bermasalah.
  • Patuhi jadwal perawatan
    Jika gigi bermasalah, jangan lupa untuk menanyakan kepada dokter akibat yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan dokter gigi. Patuhi jadwal perawatan. Jangan ke dokter gigi hanya ketika merasa sakit gigi karena keterlambatan penanganan dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi.

Kamis, 15 Juli 2010

KARIES GIGI


Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman Perunggu, zaman Besi, dan masa pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.

Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, terkadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.

Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.

Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Namun belum diketahui cara bagaimana untuk meregenerasi secara besar-besaran pada struktur gigi. Maka, organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.

Sejarah

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa neolitikum memberi petunjuk adanya karies. Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat. Sebuah gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan abses dari gigi. Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.

Sebuah teks dari Sumeria (5000 SM) menggambarkan sebuah "cacing gigi" sebagai penyebab karies. Bukti pada kepercayaan ini juga ditemukan pada India, Mesir, Jepang, dan Tiongkok. Banyak fosil tengkorak yang dapat menunjukkan adanya perawatan gigi yang primitif. Di Pakistan, sebuah gigi yang diperkirakan berasal dari 5500 SM hingga 7000 SM menunjukkan sebuah lubang yang mungkin disebabkan gurdi gigi. Karies juga dituliskan oleh Homer dan Guy de Chauliac dalam tulisan mereka Papirus Ebers, sebuah tulisan Mesir kuno (1550 SM) menyebutkan sebuah penyakit gigi. Selama pemerintahan dinasti Sargonid Assyria pada 668 SM hingga 626 SM, dituliskan bahwa dokter kerajaan memerlukan tindakan pencabutan gigi untuk mencegah penyebaran radang. Selama masa pendudukan bangsa Romawi di Eropa, proses pemasakan makanan menurunkan tingkat terjadinya karies. Pada masa peradaban Yunani dan Romawi dan Mesir, memiliki perawatan untuk meredakan rasa nyeri karena karies.

Tingkat kejadian karies menurun pada masa perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada masa pertengahan. Peningkatan prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan kejadi pada masa tahun 1000, ketika gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan herbal dan jampi-jampi, serta pencabutan gigi. Umat Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan Santo Appolonia, santo pelindung untuk dokter gigi.[15]

Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku Indian, Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.

Masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh kelompok ilmuwan kedokteran. Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula-lah yang menjadi penyebab karies gigi Pada 1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.

Pada 1890-an, W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelediki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat. Penjelasan ini dikenal sebagai teori karies kemoparasitik. Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap plak gigi oleh G.V. Black dan J.L. Williams, membuat sebuah dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.

Epidemiologi

Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.

Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan tera Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.

Lokasi

Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.

Karies celah dan fisura

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.

Karies celah dan fisura terkadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada pertemuan enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.

Karies permukaan halus

Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies ini terbentuk pada permukaan lainnya.

Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah explorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.

Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.

Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan pallatum durum atau bagian langit-langit mulut yang keras.

Laju penyakit

Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut atau kronis. Karies rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies terdahulu.

Jaringan keras yang terpengaruh

Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang mempengaruhi enamel, dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya mempengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat mempengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka. Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.

Penyebab

Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.

Gigi

Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.

Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.

Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antaranya. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.

Karbohidrat yang dapat difermentasikan

Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.

Waktu

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. pH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.\

Faktor lainnya

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjögren, diabetes mellitus, diabetes insipidus, dan sarkoidosis. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat mempengaruhi produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.

Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.

Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

Tanda dan gejala

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat kembali ke asal (reversibel), namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan nafas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada gigi dengan eksplorer.

Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai untuk demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan pada eksplorer dapat merusak dan membuat lubang. Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optis/ Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.[rujukan?]

Perawatan

Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.[1] Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.

Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik. Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.

Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas.Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.

Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut gutta percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.

Pencegahan

Kebersihan mulut

Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik.Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.

Pengaturan makanan

Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan. Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah popler di Finlandia. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol. Tindakan pencegahan lainnya

Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi. Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies. Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi laser intensitas rendah dengan laser ion argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih. Sedang dikembangkan pula, vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada 2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada hewan, dan uji coba klinis pada manusia pada Mei 2006.